page.title=Android N untuk Pengembang meta.tags="preview", "androidn" page.tags="preview", "developer preview" page.image=images/cards/card-n-apis_2x.png @jd:body
Android N masih dalam pengembangan aktif, namun Anda bisa mencobanya sekarang sebagai bagian dari N Developer Preview. Bagian-bagian di bawah ini akan menyoroti sebagian dari fitur baru untuk pengembang.
Pastikan memeriksa Perubahan Perilaku untuk mengetahui selengkapnya tentang bagian-bagian perubahan platform yang bisa memengaruhi aplikasi Anda, lihatlah panduan pengembang untuk mengetahui selengkapnya tentang fitur-fitur utama, dan unduh Referensi API untuk mengetahui detail tentang API baru.
Di Android N, kami memperkenalkan fitur multitasking baru yang banyak diminta ke dalam platform — dukungan multi-jendela.
Pengguna sekarang bisa membuka dua aplikasi sekaligus di layar.
Gambar 1. Aplikasi yang dijalankan dalam mode layar terbagi.
Terutama pada tablet dan perangkat yang berlayar lebih besar lainnya, dukungan multi-jendela memberi cara baru untuk memikat pengguna. Anda bahkan bisa mengaktifkan fitur seret-dan-letakkan dalam aplikasi Anda untuk memudahkan pengguna menyeret konten ke dan dari aplikasi Anda — cara yang bagus untuk menyempurnakan pengalaman pengguna.
Tidak sulit menambahkan dukungan multi-jendela ke aplikasi Anda dan mengonfigurasi cara menangani tampilan multi-jendela. Misalnya, Anda bisa menetapkan dimensi minimum aktivitas, sehingga mencegah pengguna mengubah ukuran aktivitas di bawah ukuran itu. Anda juga bisa menonaktifkan tampilan multi-jendela untuk aplikasi Anda, yang akan memastikan sistem hanya menampilkan aplikasi dalam mode layar penuh.
Untuk informasi selengkapnya, lihat dokumentasi pengembang Dukungan Multi-Jendela.
Di Android N kami telah mengubah desain pemberitahuan agar lebih mudah dan lebih cepat digunakan. Beberapa perubahan tersebut antara lain:
Gambar 2. Bundel pemberitahuan dan balasan langsung.
Untuk mengetahui cara mengimplementasikan fitur-fitur baru ini, lihat panduan Pemberitahuan.
Di Android N, kami telah menambahkan compiler Just in Time (JIT) dengan pembuatan profil kode ke ART, yang memungkinkannya terus meningkatkan kinerja aplikasi Android saat dijalankan. Compiler JIT melengkapi compiler Ahead of Time (AOT) pada ART dan membantu memperbaiki kinerja runtime, menghemat ruang penyimpanan, dan mempercepat pembaruan aplikasi serta pembaruan sistem.
Kompilasi yang dipandu profil memungkinkan ART mengelola kompilasi AOT/JIT untuk setiap aplikasi sesuai dengan penggunaan sebenarnya, serta kondisi pada perangkat. Misalnya, ART menyimpan profil setiap metode terbaik aplikasi dan bisa melakukan kompilasi lebih awal serta menyimpan sementara metode-metode tersebut di cache untuk mendapatkan kinerja terbaik. Hal ini membuat bagian lain dari aplikasi dibiarkan tidak dikompilasi hingga benar-benar digunakan.
Di samping meningkatkan kinerja bagian-bagian penting aplikasi, kompilasi yang dipandu profil membantu mengurangi footprint RAM keseluruhan aplikasi, termasuk biner terkait. Fitur ini terutama penting pada perangkat dengan memori minim.
ART mengelola kompilasi yang dipandu profil dengan cara yang meminimalkan dampak terhadap baterai perangkat. ART melakukan prakompilasi hanya bila perangkat sedang diam dan mengisi daya, sehingga menghemat waktu dan baterai dengan melakukan pekerjaan tersebut di awal.
Salah satu manfaat paling nyata dari compiler JIT pada ART adalah kecepatan instalasi aplikasi dan pembaruan sistem. Bahkan aplikasi besar yang tadinya perlu beberapa menit untuk dioptimalkan dan diinstal di Android 6.0 sekarang bisa diinstal hanya dalam hitungan detik. Pembaruan sistem juga lebih cepat, karena tidak ada lagi langkah pengoptimalan.
Android 6.0 memperkenalkan Doze, yaitu mode sistem yang menghemat baterai dengan menangguhkan aktivitas CPU dan jaringan di aplikasi bila perangkat sedang diam, misalnya saat diletakkan di atas meja atau dalam laci.
Sekarang di Android N, Doze jauh lebih maju dan menghemat baterai saat di perjalanan. Setiap kali layar mati selama jangka waktu tertentu dan perangkat tidak terhubung ke sumber daya, Doze akan menerapkan subset pembatasan CPU dan jaringan yang sudah familier pada aplikasi. Ini berarti pengguna bisa menghemat daya baterai meskipun saat membawa perangkat mereka di saku.
Gambar 3. Doze sekarang menerapkan pembatasan untuk meningkatkan daya tahan baterai bahkan saat perangkat sedang tidak diam.
Tidak lama setelah layar mati saat perangkat menggunakan daya baterai, Doze akan membatasi akses jaringan serta menangguhkan pekerjaan dan sinkronisasi. Selama jeda pemeliharaan singkat, aplikasi diizinkan mengakses jaringan dan menjalankan semua pekerjaan/sinkronisasi yang ditangguhkan. Menyalakan layar atau menghubungkan perangkat ke listrik akan menutup Doze di perangkat.
Bila perangkat dalam kondisi diam lagi, dengan layar mati dan menggunakan daya baterai selama jangka waktu tertentu, Doze akan menerapkkan pembatasan CPU dan jaringan pada {@link android.os.PowerManager.WakeLock}, alarm {@link android.app.AlarmManager}, dan pemindaian GPS/Wi-Fi.
Praktik terbaik untuk menyesuaikan aplikasi Anda dengan Doze adalah sama, baik perangkat sedang bergerak maupun diam, jadi jika Anda sudah memperbarui aplikasi untuk menjalankan Doze dengan lancar, berarti Anda sudah siap. Jika belum, mulailah menyesuaikan aplikasi Anda dengan Doze sekarang juga.
Project Svelte merupakan upaya berkelanjutan untuk meminimalkan penggunaan RAM oleh sistem dan aplikasi di semua jenis perangkat Android dalam ekosistem. Di Android N, Project Svelte berfokus pada optimisasi cara aplikasi berjalan di latar belakang.
Pemrosesan latar belakang adalah bagian sangat penting pada sebagian besar aplikasi. Bila ditangani dengan benar, pemrosesan ini bisa membuat pengalaman pengguna jadi mengagumkan — segera, cepat, dan sesuai konteks. Bila tidak ditangani dengan benar, pemrosesan latar belakang bisa menguras RAM (dan baterai) dengan percuma serta memengaruhi kinerja sistem untuk aplikasi lainnya.
Sejak Android 5.0, {@link android.app.job.JobScheduler} telah menjadi cara yang disukai untuk melakukan pekerjaan latar belakang dengan cara yang baik bagi pengguna. Aplikasi bisa menjadwalkan pekerjaan sekaligus memungkinkan sistem mengoptimalkan berdasarkan kondisi memori, daya, dan konektivitas. JobScheduler menawarkan kontrol serta kemudahan, dan kami ingin semua aplikasi menggunakannya.
Opsi baik lainnya adalah
GCMNetworkManager, bagian dari Google Play Services, yang
menawarkan penjadwalan pekerjaan serupa dengan kompatibilitas pada semua versi lama
Android.
Kami terus memperluas JobScheduler dan
GCMNetworkManager untuk memenuhi lebih banyak
kasus penggunaan Anda — misalnya, di Android N Anda sekarang bisa menjadwalkan pekerjaan
latar belakang berdasarkan perubahan di Penyedia Konten. Pada saat yang sama kami mulai
menghilangkan beberapa pola lama yang bisa mengurangi kinerja sistem,
terutama pada perangkat yang minim memori.
Di Android N kami menghilangkan tiga siaran implisit yang umum digunakan —
{@link android.net.ConnectivityManager#CONNECTIVITY_ACTION}, {@link
android.hardware.Camera#ACTION_NEW_PICTURE}, dan {@link
android.hardware.Camera#ACTION_NEW_VIDEO} — karena ketiganya bisa mengaktifkan
proses latar belakang pada beberapa aplikasi sekaligus serta menguras memori dan baterai. Jika
aplikasi Anda menerimanya, manfaatkan N Developer Preview untuk
beralih ke JobScheduler dan API terkait sebagai gantinya.
Lihat dokumentasi Optimisasi Latar Belakang untuk mengetahui detailnya.
Gambar 4. Data Saver di Settings.
Selama penggunaan perangkat seluler, biaya paket data seluler biasanya melebihi harga perangkat itu sendiri. Bagi banyak pengguna, adalah sumber daya mahal yang ingin mereka hemat.
Android N memperkenalkan mode Data Saver, layanan sistem baru yang membantu mengurangi penggunaan data seluler oleh aplikasi, baik sedang roaming, mendekati siklus akhir penagihan, atau sedang menggunakan paket data prabayar yang kecil. Data Saver memberi pengguna kemampuan mengontrol cara aplikasi menggunakan data seluler dan memungkinkan pengembang untuk memberikan layanan yang efisien bila Data Saver sedang aktif.
Bila pengguna mengaktifkan Data Saver di Settings dan perangkat dalam jaringan berkuota data, sistem akan memblokir penggunaan data latar belakang dan memberi tahu aplikasi untuk menghemat penggunaan data latar depan — misalnya dengan membatasi laju bit untuk streaming, mengurangi kualitas gambar, menangguhkan precaching optimistik, dan seterusnya. Pengguna bisa memasukkan aplikasi tertentu ke daftar putih untuk memungkinkan penggunaan data berkuota di latar belakang meskipun saat Data Saver diaktifkan.
Android N menambah {@link android.net.ConnectivityManager} untuk menyediakan cara bagi aplikasi untuk mengambil preferensi Data Saver pengguna dan memantau perubahan preferensi. Semua aplikasi harus memeriksa apakah pengguna telah mengaktifkan Data Saver dan melakukan upaya untuk membatasi penggunaan data di latar depan dan latar belakang.
Gambar 5. Petak Quick Settings dalam bayangan pemberitahuan.
Quick Settings adalah cara populer dan mudah untuk mengekspos pengaturan dan tindakan utama, langsung dari bayangan pemberitahuan. Di Android N, kami telah memperluas lingkup Quick Settings untuk membuatnya lebih berguna dan praktis lagi.
Kami telah menambahkan ruang lebih banyak untuk petak Quick Settings tambahan, yang bisa diakses pengguna di semua bagian area halaman tampilan bernomor dengan mengusap ke kiri atau kanan. Kami juga menyediakan pengguna kontrol untuk mengatur letak dan petak Quick Settings apa yang akan ditampilkan — pengguna bisa menambahkan atau memindahkan petak dengan menyeret dan meletakkannya.
Bagi pengembang, Android N juga menambahkan API baru yang memungkinkan Anda mendefinisikan petak Quick Settings agar pengguna bisa dengan mudah mengakses kontrol kunci dan tindakan dalam aplikasi Anda.
Petak Quick Settings dicadangkan untuk kontrol atau tindakan yang mendesak atau sering digunakan, dan tidak boleh digunakan sebagai pintasan untuk membuka aplikasi.
Setelah mendefinisikan petak, Anda bisa menyediakannya kepada pengguna, yang bisa mereka tambahkan ke Quick Settings cukup dengan menyeret dan meletakkannya.
Untuk informasi tentang pembuatan petak aplikasi, lihat
android.service.quicksettings.Tile dalam Referensi API yang bisa diunduh.
Android N sekarang mendukung pemblokiran nomor di platform dan menyediakan API kerangka kerja agar penyedia layanan bisa mengelola daftar nomor blokir. Aplikasi SMS default, aplikasi telepon default, dan aplikasi penyedia layanan bisa membaca dari dan menulis ke daftar nomor blokir. Daftar ini tidak dapat diakses oleh aplikasi lain.
Dengan membuat pemblokiran nomor sebagai fitur standar pada platformnya, Android menyediakan cara konsisten bagi aplikasi untuk mendukung pemblokiran nomor di berbagai perangkat. Manfaat lain yang bisa diperoleh aplikasi antara lain:
Selain itu, dengan integrasi aplikasi operator melalui Android berarti operator bisa membaca daftar nomor blokir pada perangkat dan melakukan pemblokiran di sisi layanan bagi pengguna tersebut untuk menghentikan panggilan dan SMS yang tidak diinginkan agar tidak sampai ke pengguna lewat media apa pun, misalnya VOIP-endpoint atau meneruskan panggilan telepon.
Untuk informasi selengkapnya, lihat android.provider.BlockedNumberContract
dalam Referensi
API yang bisa diunduh.
Android N memungkinkan aplikasi telepon default untuk menyaring panggilan masuk. Aplikasi
telepon melakukannya dengan mengimplementasikan CallScreeningService baru,
yang memungkinkan aplikasi telepon untuk melakukan sejumlah tindakan berdasarkan
{@link android.telecom.Call.Details Call.Details} panggilan masuk, misalnya:
Untuk informasi selengkapnya, lihat android.telecom.CallScreeningService
dalam Referensi
API yang bisa diunduh.
Android N sekarang memungkinkan pengguna memilih multiple locales dalam Settings, untuk mendukung kasus penggunaan dua-bahasa secara lebih baik. Aplikasi bisa menggunakan API baru untuk mendapatkan lokal pilihan pengguna kemudian menawarkan pengalaman pengguna yang lebih canggih untuk pengguna multilokal — seperti menampilkan hasil pencarian dalam beberapa bahasa dan tidak menawarkan untuk menerjemahkan halaman web dalam bahasa yang sudah diketahui pengguna.
Bersama dukungan multi-lokal, Android N juga memperluas ragam bahasa yang tersedia untuk pengguna. Masing-masing ditawarkan lebih dari 25 varian untuk bahasa yang umum digunakan seperti Inggris, Spanyol, Prancis, dan Arab. Juga ditambahkan dukungan parsial untuk lebih dari 100 bahasa baru.
Aplikasi bisa mendapatkan daftar lokal yang diatur oleh pengguna dengan memanggil LocaleList.GetDefault(). Untuk mendukung jumlah lokal yang diperluas, Android N sedang mengubah cara
mengatasi masalah sumber daya. Pastikan Anda menguji dan memverifikasi bahwa aplikasi Anda
berfungsi seperti yang diharapkan dengan logika resolusi sumber daya baru.
Untuk mempelajari tentang perilaku resolusi sumber daya baru dan praktik terbaik yang harus Anda ikuti, lihat Dukungan Multibahasa.
Android N saat ini menawarkan subset ICU4J API dalam kerangka kerja Android pada
paket android.icu. Migrasinya mudah, dan kebanyakan hanya
perlu mengubah namespace com.java.icu menjadi
android.icu. Jika Anda sudah menggunakan bundel ICU4J dalam aplikasi
Anda, beralih ke android.icu API yang disediakan dalam kerangka kerja
Android bisa menghasilkan penghematan besar dalam ukuran APK.
Untuk mengetahui selengkapnya tentang Android ICU4J API, lihat Dukungan ICU4J.
Android N menambahkan antarmuka kerangka kerja dan dukungan platform untuk OpenGL ES 3.2, termasuk:
EXT_texture_sRGB_decode.
Kerangka kerja API untuk OpenGL ES 3.2 pada Android N dilengkapi dengan kelas
GLES32. Saat menggunakan OpenGL ES 3.2, pastikan Anda
mendeklarasikan persyaratan dalam file manifes, dengan tag <uses-feature> dan
atribut android:glEsVersion.
Untuk informasi tentang menggunakan OpenGL ES, termasuk cara memeriksa versi OpenGL ES yang didukung perangkat saat runtime, lihat Panduan API OpenGL ES.
Android N menambahkan kemampuan untuk merekam dan memutar kembali konten dari layanan input Android TV melalui API perekaman baru. Karena dibangun dengan API perekaman yang sudah ada, layanan input TV bisa mengontrol data saluran apa yang bisa direkam, cara menyimpan sesi rekaman, dan mengelola interaksi pengguna dengan konten rekaman.
Untuk informasi selengkapnya, lihat API Perekaman Android TV.
Android for Work menambahkan berbagai fitur dan API baru untuk perangkat yang menjalankan Android N. Beberapa fitur unggulannya ada di bawah ini — untuk mengetahui daftar lengkap pembaruan Android for Work yang terkait dengan Android N, lihat Perubahan Android for Work.
Pemilik profil bisa menetapkan pertanyaan keamanan terpisah untuk aplikasi yang berjalan dalam
profil pekerjaan. Pertanyaan pekerjaan ditampilkan bila pengguna berusaha membuka
aplikasi pekerjaan. Jawaban pertanyaan keamanan yang benar akan membuka
profil pekerjaan dan mendekripsinya jika diperlukan. Untuk pemilik profil,
ACTION_SET_NEW_PASSWORD akan meminta pengguna untuk menetapkan pertanyaan
pekerjaan, dan ACTION_SET_NEW_PARENT_PROFILE_PASSWORD meminta
pengguna untuk menetapkan kunci perangkat.
Pemilik profil bisa mengatur kebijakan kata sandi yang berbeda untuk pertanyaan pekerjaan
(seperti berapa lama PIN diperlukan, atau apakah sidik jari bisa digunakan
untuk membuka kunci profil) menggunakan setPasswordQuality(),
setPasswordMinimumLength() dan metode terkait. Pemilik
profil juga bisa menetapkan kunci perangkat menggunakan instance DevicePolicyManager
yang dikembalikan oleh metode getParentProfileInstance() baru.
Selain itu, pemilik profil bisa menyesuaikan layar kredensial untuk
pertanyaan pekerjaan dengan metode setOrganizationColor() dan
setOrganizationName() baru.
Pada perangkat dengan profil pekerjaan, pengguna bisa berganti-ganti mode pekerjaan. Bila mode pekerjaan dinonaktifkan maka pengguna yang dikelola untuk sementara akan dinonaktifkan, sehingga menonaktifkan aplikasi profil pekerjaan, sinkronisasi latar belakang, dan pemberitahuan. Ini termasuk aplikasi pemilik profil. Bila mode pekerjaan dinonaktifkan, sistem akan menampilkan ikon status menetap untuk mengingatkan pengguna bahwa mereka tidak bisa membuka aplikasi pekerjaan. Launcher akan menunjukkan bahwa aplikasi dan widget pekerjaan tidak bisa diakses.
Pemilik perangkat dan pemilik profil bisa memastikan bahwa aplikasi pekerjaan selalu terhubung melalui VPN yang ditetapkan. Sistem secara otomatis akan memulai VPN itu setelah booting perangkat.
Metode DevicePolicyManager baru adalah
setAlwaysOnVpnPackage() dan
getAlwaysOnVpnPackage().
Karena layanan VPN bisa diikat langsung oleh sistem tanpa interaksi
aplikasi, klien VPN perlu menangani titik masuk baru untuk Always on VPN. Seperti
sebelumnya, layanan ditunjukkan ke sistem melalui
tindakan pencocokan filter intent android.net.VpnService.
Pengguna bisa secara manual mengatur klien Always on VPN yang mengimplementasikan
metode VPNService dalam pengguna utama dengan menggunakan
Settings>More>Vpn.
Android N saat ini menawarkan Vision Settings langsung di layar Welcome untuk penyiapan perangkat baru. Ini sangat memudahkan pengguna untuk menemukan dan mengonfigurasi fitur aksesibilitas pada perangkat mereka, termasuk gerakan untuk memperbesar, ukuran font, ukuran layar, dan TalkBack.
Dengan fitur aksesibilitas yang penempatannya semakin jelas, pengguna Anda kemungkinan besar akan mencoba aplikasi dengan fitur-fitur yang diaktifkan itu. Pastikan Anda menguji aplikasi lebih dini dengan mengaktifkan dahulu pengaturan fitur ini. Anda bisa mengaktifkannya dari Settings > Accessibility.
Di Android N, layanan aksesibilitas sekarang bisa membantu pengguna yang mengalami gangguan motorik untuk menyentuh layar. API baru memungkinkan membangun layanan dengan fitur-fitur seperti pelacakan wajah, pelacakan mata, pemindaian titik, dan seterusnya, untuk memenuhi kebutuhan para pengguna tersebut.
Untuk informasi selengkapnya, lihat android.accessibilityservice.GestureDescription
dalam Referensi API yang bisa diunduh.
Direct Boot memperbaiki waktu startup perangkat dan memungkinkan aplikasi yang telah didaftarkan memiliki fungsionalitas terbatas bahkan setelah reboot tak terduga. Misalnya, jika perangkat yang direnkripsi melakukan reboot selagi pengguna tidur, alarm terdaftar, pesan dan panggilan masuk sekarang bisa terus memberi tahu pengguna seperti biasa. Ini juga berarti layanan aksesibilitas bisa segera tersedia setelah restart.
Boot langsung memanfaatkan enkripsi berbasis file di Android N untuk mengaktifkan kebijakan enkripsi yang halus bagi sistem dan data aplikasi. Sistem akan menggunakan penyimpanan yang dienkripsi dengan perangkat untuk data sistem terpilih dan data aplikasi yang terdaftar secara eksplisit. Secara default, penyimpanan yang dienkripsi dengan kredensial digunakan untuk semua data sistem lainnya, data pengguna, aplikasi, dan data aplikasi.
Saat boot, sistem dimulai dalam mode terbatas dengan akses
ke data yang dienkripsi dengan perangkat saja, dan tanpa akses umum ke aplikasi atau data.
Jika Anda memiliki komponen yang ingin Anda jalankan dalam mode ini, Anda bisa mendaftarkannya
dengan mengatur flag dalam manifes. Setelah restart, sistem akan mengaktifkan
komponen terdaftar dengan menyiarkan intent LOCKED_BOOT_COMPLETED.
Sistem akan memastikan data aplikasi yang dienkripsi dengan perangkat tersedia
sebelum membuka kunci. Semua data lainnya tidak tersedia sebelum Pengguna mengonfirmasi kredensial
layar kunci mereka untuk mendekripsinya.
Keystore yang didukung perangkat keras menyediakan metode yang jauh lebih aman untuk membuat, menyimpan, dan menggunakan kunci kriptografi pada perangkat Android. Keystore itu melindungi kunci dari kernel Linux, potensi kerentanan Android, dan ekstraksi dari perangkat yang di-root.
Agar lebih mudah dan lebih aman dalam menggunakan keystore yang didukung perangkat keras, Android N memperkenalkan Pengesahan Kunci. Aplikasi dan perangkat-nonaktif bisa menggunakan Pengesahan Kunci untuk menentukan apakah pasangan kunci RSA atau EC didukung perangkat keras, apa properti dari pasangan kunci, dan batasan apa yang diterapkan terhadap penggunaan dan validitasnya.
Aplikasi dan layanan perangkat-nonaktif bisa meminta informasi tentang pasangan kunci melalui sertifikat pengesahan X.509 yang harus ditandatangani dengan kunci pengesahan yang valid. Kunci pengesahan adalah kunci penandatangan ECDSA yang telah diinjeksikan ke dalam keystore yang didukung perangkat keras pada perangkat saat di pabriknya. Karena itu, sertifikat pengesahan yang ditandatangani oleh kunci pengesahan yang valid akan mengonfirmasi keberadaan keystore yang didukung perangkat keras, bersama detail pasangan kunci dalam keystore itu.
Untuk memastikan perangkat ini menggunakan citra Android resmi yang aman dari pabrik, Pengesahan Kunci mengharuskan bootloader perangkat menyediakan informasi berikut kepada Trusted Execution Environment (TEE):
Untuk informasi selengkapnya tentang fitur keystore yang didukung perangkat keras, lihat panduan untuk Keystore yang Didukung Perangkat Keras.
Selain Pengesahan Kunci, Android N juga memperkenalkan kunci yang terikat sidik jari yang tidak dipanggil saat pendaftaran sidik jari.
Di Android N, aplikasi bisa menyesuaikan perilaku koneksi aman mereka (HTTPS, TLS) secara aman, tanpa modifikasi kode, dengan menggunakan Network Security Config deklaratif sebagai ganti menggunakan API programatik konvensional yang rawan kesalahan (misalnya X509TrustManager).
Fitur yang didukung:
Untuk informasi selengkapnya, lihat Network Security Config.
Secara default, aplikasi yang menargetkan Android N hanya mempercayai sertifikat yang disediakan sistem dan tidak lagi mempercayai Certificate Authorities (CA) yang ditambahkan pengguna. Aplikasi yang menargetkan Android N dan ingin mempercayai CA yang ditambahkan pengguna harus menggunakan Network Security Config untuk menetapkan cara mempercayai CA pengguna.
Kelas PackageManager sekarang mendukung verifikasi aplikasi menggunakan APK Signature Scheme v2. APK Signature Scheme v2 adalah skema tanda tangan seluruh file yang secara signifikan meningkatkan kecepatan verifikasi dan memperkuat jaminan integritas dengan mendeteksi setiap perubahan tidak sah terhadap file APK.
Untuk menjaga kompatibilitas mundur, APK harus ditandatangani dengan Signature Scheme v1 (skema tanda tangan JAR) sebelum ditandatangani dengan Signature Scheme v2. Dengan Signature Scheme v2, verifikasi akan gagal jika Anda menandatangani APK dengan sertifikat tambahan setelah menandatangani dengan Signature Scheme v2.
Dukungan APK Signature Scheme v2 akan tersedia nanti dalam N Developer Preview.
Di Android N, aplikasi bisa menggunakan API baru untuk meminta akses ke direktori penyimpanan
eksternal tertentu, termasuk direktori di media lepas-pasang seperti kartu
SD. API baru ini sangat menyederhanakan cara aplikasi Anda mengakses direktori
penyimpanan eksternal standar, seperti direktori Pictures. Aplikasi
seperti aplikasi foto bisa menggunakan API ini sebagai ganti menggunakan
READ_EXTERNAL_STORAGE, yang memberikan akses ke semua direktori
penyimpanan, atau Storage Access Framework, yang membuat pengguna mengarah ke
direktori tersebut.
Selain itu, API baru ini menyederhanakan langkah-langkah yang diambil pengguna untuk memberikan akses penyimpanan eksternal ke aplikasi Anda. Bila Anda menggunakan API baru, sistem akan menggunakan UI izin sederhana yang memperinci dengan jelas direktori apa yang aksesnya diminta oleh aplikasi.
Untuk informasi selengkapnya, lihat dokumentasi pengembang Scoped Directory Access.